Sepanjang
mata memandang hanya ada gemerlap lampu penghias pegunungan yang nampak
abstrak. Sesuai dengan keadaan sekarang yang lebih pantas dikata abstrak, bukan
kegalauan remaja yang biasa namun kegalauan tentang sebuah rute perjalanan yang
rumit tentang pendidikan tingkat akhir. Nampak konyol jika harus meninggalkan
semua hanya untuk melupakan tanpa terselesaikan itu hanya memperpanjang efek
kebodohan namun ini terlalu rumit jika harus berdampingan dengan masalah
eksternal yang tidak tau diri kapan harus singgah dan pergi. Membuang waktu
untuk berpikir ternyata tidak menghasilkan justru memperburuk otak yang sudah
mengeras, sesekali keluar menikmati malam dengan kopi dan pura-pura tertawa
dengan segelintir teman sandaran lebih menolong daripada diam diri didepan
layar 19inc selama berjam-jam. Sebagai perokok aktif masalah yang sering
menemani bukanlah menjadi alasan akan banyaknya hisapan yang sudah diketahui
efek sampingnya rokok tidak membantu karena rokok hanyalah kebiasaan, jika
diharuskan memilih tentang kapan harus merokok saya lebih tertarik merokok pada
saat menunggu sunrise diatas gunung dengan ditemani kopi serta suhu dingin yang
menusuk tulang atau ketika santai dengan hammock dipinggir pantai sambil
mendengarkan sheila on 7.
1
bulan berlalu setelah 3bulan libur kuliah dan menjalani aktivitas serabutan
seperti kuli. Tugas Akhir yang terbengkalai selama 1 semester menjadi tuntutan
untuk segera diselesaikan pada semester ini namun masih ada rasa ingin keluar
dari zona itu karena merasa belum siap finansial yang lumayan merogoh kocek
dalam-dalam. 7 hari di hutan tepatnya di pegunungan Yang tidak membuat saya
lupa bahwa tanggung jawab pendidikan ini akan berdiri tepat 5cm didepan kening
sampai nanti menjelang sidang dan kemudian wisuda. Sebagai mahasiswa D3 yang
sedang pura-pura bisa merancang alat berbau otomatis menjadi sebuah akting
paling memalukan karena harus pura-pura bisa dan menguasai sedangkan diri
sendiri mengatakan bahwa itu adalah hal yang mustahil. PHP, PLC, assembler,
microcontroller, electronic dan lain-lain itu adalah beberapa hal yang membuat
otak saya mengeras dan jalan ditempat seperti menanam pohon kaktus di kutub
selatan. Ada sesuatu yang membuat optimis mengenai hal semacam ini seperti
toga! Betapa gagahnya saya ketika menggunakan toga dari keringat sendiri
setelah 5tahun berjuang apa adanya dari lulusan siswa berijasah teknik perkakas
kemudian banting stir ke desain, dari desain ke IT dengan alasan tidak mampu
mencukupi pengeluaran kreatifitas yang hukumnya wajib.
3tahun
menggeluti dunia IT ternyata tidak menjamin akan penguasaan materi, apalagi
mahasiswa sekelas saya yang rajin membuat surat ijin berminggu-minggu hanya
untuk pindah tempat tidur menggunakan tenda dan menikmati suhu yang kadang
membuat susah untuk tidur. Pintar saja tidak cukup! Yah, sepintar-pintarnya
mahasiswa tetap kalah pintar dengan yang cerdas, cerdas mensiasati keadaan
dengan sedikit kelicikan namun ada saja hal yang menjadi batu sandungan karena
licik itu sendiri, walau hanya 1-2 mata kuliah harus mengulang tetap saja waktu
yang menjadi hukuman sampai akhirnya bertemulah dengan semester yang semestinya
tidak dijumpai. Ada yang bilang kalau kuliah tidak molor berati tidak sempat
menikmati masa kuliah tapi itu tetaplah hal yang negative, bagaimanapun sesuatu
yang bersifat tepat waktu selalu lebih baik daripada yang terlambat atau tidak
tepat sama sekali dan itulah kenyataan yang musti saya jumpai.
Seperti
malam-malam sebelumnya tidur adalah hal yang bersifat umum namun sulit
dilakukan, menghabiskan semalam suntuk hanya untuk ngeblog, youtube dan nyampah
di sosmed menjadi agenda beberapa tahun terakhir setelah menggeluti aktivitas
sebagai mahasiswa yang suka jalan-jalan namun berpendapatan minim! Bekerja
sebagai buruh penjaga toko memang tak seberapa walaupun sebenarnya gaji saya
besar karena menjadi pegawai kepercayaan setelah bekerja semenjak SMA. Ini
menjadi nilai plus tersendiri, tidak bisa saya bayangkan jika harus bekerja
ditempat yang formal seperti mereka yang memilih rapi dan berdasi namun
hidupnya datar dan gaji standar walau sebenarnya ada yang bergaji besar, ini
memang lebih kasar dan berkesan apa adanya tapi saya lebih suka bekerja dengan
celana pendek dan kadang hanya menggunakan kaos dalam saja namun mempunyai
tanggung jawab besar dengan mengelola laporan dengan omset yang tidak kecil.
Usaha rumahan memang menggiurkan walau nampak apa adanya tapi omset sampai
puluhan juta selain itu jatah libur juga tidak dibatasi yang penting ada
pembicaraan sebelum mengambil cuti dan itu yang membuat saya berpikir dua kali
untuk mencari perkerjaan lain semasa kuliah. Ada beberapa penawaran untuk
bekerja di tempat yang lebih provit seperti di provider swasta, desain di
percetakan dll namun tetap saja kenyamanan disini sulit untuk ditinggalkan.
Awal
september menjadi permulaan atau pemanasan untuk memulai hari-hari yang sudah
pasti sibuk sampai akhir tahun ini. Bertemu dengan segelintir mahasiswa
se-angkatan menjadi sapaan Yah, karena sebagian besar sudah lulus selain itu
cuma ada beberapa orang yang akrab dengan saya 2-3 orang yang bernasib sama
yaitu harus membagi pikiran selain memikirkan kuliah serta memikirkan biaya
semesteran. Karakter kami pun sama, tukang buat surat ijin namun tidak
separah saya. Minggu pertama masih seperti masa liburan karena banyak yang bermalas-malasan
datang, dosen pun juga begitu. Mengambil kuliah hanya 7 sks terlihat mudah dan
menyenangkan padahal pahit sekali karena yang 4 sks adalah tugas akhir dan yang
3 ada kuliah pengulangan semester kemarin. Mengikuti perkuliahan kelas malam
terasa lebih mudah bagi mahasiswa di kampus saya, lebih banyak toleransi maklum
saja sebagian besar dari kelas malam hanya mencari gelar selain itu kelas malam
lebih Nampak dewasa di bandingkan dengan kelas pagi. Kelas pagi di dominasi
wajah-wajah yang masih fresh, fresh dalam artian mereka yang baru lulus SMA
sedangkan kelas malam hanya orang-orang yang baru menyadari bahwa title itu
penting (katanya begitu). Pukul 16.00 wib di hari senin dalam minggu kedua mata
kuliah pengulangan dengan dosen baru yang nampak canggung menyampaikan materi
menjadi santapan awal perkuliahan. Seperti biasa, terlambat menjadi kebiasaan
karena keadaan, dengan muka sedikit kusam saya mengetuk pintu dan masuk
“permisi
pak, maaf terlambat” pasang muka lelah
“iya
gpp, silahkan masuk mas”
“lain
kali jangan terlambat ya mas” sahut dosen dengan senyum manis.
Dosen
muka baru biasanya lebih berhati-hati dalam bersikap dalam artian ketika
menegur, member materi dan marah-marah, adasih dosen yang semena-mena membully
menghina seenaknya namun nggak semuanya seperti itu, hidup ini keras dan kuliah
ini juga keras. Adzan berkumandang dan seketika perkuliahan selesai. Nggak ada
waktu untuk istirahat! Yang ada hanya waktu singkat untuk nongkrong, ngopi
dengan temen sembari ngomongin orang, kebiasaan-kebiasaan yang buruk namun
sedikit membantu melepas penat dengan tertawa lepas seperti di tengah hutan
tanpa menghiraukan orang disekekeliling itulah kami, orang-orang yang sudah
dicap gay oleh salah satu rektor walau hanya candaan, semua orang tau siapa
kami, kekompakan kami jika salah satu dari kami libur semua juga libur, tugas
selalu sama karena yang mengerjakan memang satu orang yaitu saya. Tak
terasa 2 jam telah berlalu didampingi dua gelas kopi hitam dan 1 bungkus
rokok telah habis, kesibukan selanjutnya adalah kerja! Capek sih, tapi harus!.
Sepulang
kerja pukul setengah 4 pagi terasa tanggung jika harus menutup mata untuk
istirahat. Pagi ini terlalu indah untuk ditinggal tidur, pagi selalu lebih
cantik dengan senja yang sering di eluh-eluhkan banyak orang. Walaupun masih
seperti malam-malam yang kemarin menjelang pagi selalu menjadi dorongan
tersendiri untuk sekedar duduk atau berpindah tempat menikmati suhu pagi yang
lebih adem Sembari menyiapkan perasaan yang tetap saja abstrak karena masalah
eksternal yang belum terselesaikan. Cinta, temen & saudara?? Itu yang
menjadi masalah! 3 bulan saling diam seolah-olah tak terjadi apa-apa padahal di
hati saling menggerutu ingin ungkapkan sesuatu supaya semua bisa kelar akan
tetapi otak masih saja keras bahwa apa yang terjadi kemarin akan merubah
segalanya, tidak akan mengembalikan semua seperti awal pertama semua terjalin,
Rumit! Ini bukan hanya perasaan tapi tali persaudaraan. Harta, tahta &
wanita? Shit! Ini penyakit susah disembuhkan dan ini bukan hal sepele, beberapa
persen tabungan harus dikorbankan karena salah paham dan tali persaudaraan
bubar karena cinta segitiga. Bener juga apa kata mereka, ketika sedang
merancang skripsi atau TA itu memang sulit, sulit karena adanya masalah yang
susah untuk diselesaikan apa harus mengulur waktu lagi untuk masalah
pendidikan?? Buang-buang waktu dan materi, berjumpa semester ini aja beberapa
orang yang care sudah pada cerewet nanyain kapan lulus apalagi ngambil semester
depan?? Hancur sudah.
Mikir
hal sepele, bagaimana caranya?? Cuek dengan masalah?? Aduh, ini bukan solusi!
Mencari kesibukan?? Saya sudah terlalu sibuk dengan kebiasaan-kebiasaan saya
yang sekarang, jam 9-10 pagi kerja sampai sore (minggu sampai kamis) lanjut
sampai pagi, senin sore kuliah, tiap hari bolak-balik kampus ngurus laporan
belum urusan rumah (kepala keluarga men!) ditambah lagi masalah temen, kerjaan
sampingan. Berasa presiden! Jadwal padet! Untungnya sempet nongkrong (malem
jumat & sepulang kuliah hari senin) hanya sekedar ketawa ketiwi bareng laki
sih, tapi lumayanlah.
Agenda
main bulan ini mungkin tidak akan terlaksana,mungkin sih. Bingung mau kemana
kalau masalah duit, nggak ada masalah sama sekali (lagi banyak duit) tujuan
pertama pengen mengunjungi kota kembang, pengen cari suasana baru! kebetulan lagi
males kalau bawa tas berukuran jumbo, berat! Mending bawa daypack. Kenapa
pengen kebandung?? Denger-denger sih kemarin disana udah hujan, Cuma pengen
lihat hujan (sok sweet!) jujur, nggak ada tujuan, bingung juga mau kemana
kebetulan saja lagi pegang duit, masalah cuti? itu bukan masalah yang jadi
masalah itu, ini bakalan mengganggu Tugas Akhir atau tidak, saya sendiri
optimis nggak bakalan mengganggu. Cuma orang-orang sok sibuk yang menganggap
bahwa Skripsi atau TA mengganggu atau merubah kebiasaan, kembali ke pribadi
masing-masing bagaimana menyikapi kebiasaan mungkin lebih terdengar aneh ya??
Mungkin sih, tapi ini kongkrit kok! :D
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
kapanpun,
dimanapun dan kepada siapapun mengucapkan selamat pagi adalah hal yang biasa
namun bermanfaat, tau kenapa?? karena ucapan selamat pagi itu adalah semangat
dan doa. ketika mengucapkan selamat pagi sertakanlah dengan senyum yang manis
supaya lebih berkesan indah dan iklash. kenapa harus selamat pagi?? selamat
pagi adalah sebuah kata dengan maksud pemberian yang biasanya diucapkan lebih
awal jika kita bisa tertidur lelap semalaman, sebuah kata-kata yang menjadi
pembukaan untuk melanjutkan aktivitas yang mungkin kemarin belum terselesaikan
karena keadaan serta menjadi dorongan ketika kita merasa sulit membuka mata
kemudian sesorang mengucapkannya dengan senyum yang indah seolah-olah
memberikan semangat untuk hari ini. melihat senyum manis yang disertai dengan
ucapan selamat pagi, seketika mood akan memberi refleks tersendiri dan
terbukalah mata panda yang merasa dipaksa untuk melihat keindahan menjelang
pergantian subuh ke matahari terang. sebagian orang menganggap hal sepele
seperti ini sebagai berkah pagi, ada yang bilang itu adalah hal yang jarang di
dengar bagi mereka yang hanya tinggal sendirian, mereka yang biasa mendapat
ucapan dari alarm, mereka yang sering berkejar-kejaran dengan waktu karena tak
mendapat ucapan yang indah dari alarm. betapa miris jika setiap hari harus
berkejar-kejaran dengan waktu demi sebuah impian tanpa merasakan betapa
indahnya mendung pagi dengan senyum serta ucapan selamat pagi. itu adalah hal
yang simpel namun banyak yang menomor duakan mungkin karena tidak ada orang yang
mengucapkan?? mungkin karena dia tipe orang yang tidak peduli?? atau mungkin
dia terbiasa dengan kesendirian?? ah, itu cuma alasan mereka!
merubah
hal biasa menjadi lebih berguna nampak lebih sulit daripada bangun pagi,
menikmati mendung pagi dan menyibukan diri mempersiapkan aktivitas hari ini.
ada hal yang harus diingat ketika memulai hari ini dengan senyum yaitu niat,
niat melakukan, niat melawan dan niat berkorban! lantas apa hubungannya?? niat
melakukan, ini bagian paling berat ketika mata panda masih setia bergelantungan
menghiasai lingkar mata yang mungkin disebabkan karena akitivitas yang terlalu
berlebihan. niat melakukan, semua berawal dari mengistirahatkan semua indra dan
berjanji pada diri sendiri bahwa esok akan datang semangat yang lebih on fire
untuk membakar mata panda karena pada dasarnya sebuah niat akan terpengaruh
oleh waktu! yang disebabkan dari pukul berapakah kita mengistirahatkan semua
indera. niat melawan hanya sebagai dorongan janji pada diri sendiri,
mengucapkan dalam hati "esok saya akan lebih semangat, maka hari ini cukup
disini" 11 ; 12 dengan melawan tapi ada bedanya, melawan tak serta merta
didampingi hanya dengan rasa ketidak nyamanan dengan Tuhan (atas janji untuk
memulai hari dengan bla bla bla) atau diri sendiri karena terlanjur berjanji
tapi lebih ke-semangat (mungkin) intinya melawan kantuk yang hanya bermodalkan
janji belum tentu terpenuhi karena semua itu bergantung pada niat, niat
mengorbankan kenyamanan berselimut di pagi hari untuk merasakan air dingin demi
memulai semua hal!
*kring
kring kring,"new message
"Bangun
pagi ya??"
"tidur
pagi iya!"
"sering??"
"kebiasaan!"
"awas,
nggak baik hlo buat kesehatan."
"-_____-!
makasih"
tetep berpikir kalau pagi selalu lebih cantik daripada senja! pagi ini dimulai dari message dari si X, yah cuma dia yang masih kuat hati untuk ngobrol manual dengan saya. berjalan gontai seperti pemabuk kelas kakap yang kalah judi saya berjalan ke arah bukit buatan yang tingginya hanya 5 meter dari pijakan tanah rumah like climb on the mountain, capek nggak karuan setelah seharian melakukan aktivitas rutin sebulan sekali yaitu one day trip dan dilanjutkan kerja malam (nggak sampai malam sih, tepatnya tengah malam tapi nggak bisa tidur) lumayan sebagai penyegaran otak sekaligus bahan pencitraan lewat gambar-gambar digital di sosmed. tujuan ke bukit samping rumah yaitu olahraga sekedar jalan kaki 50 meter untuk menstabilkan tubuh tapi tetep saja nggak stabil, selesai jalan cari tempat enak duduk kemudian ngrokok (sama juga boong) tapi ini nikmat kok, yah, sesuatu yang bersifat nikmat sebagian besar menyimpan sisi negatif yang lebih, lebih dan lebih tapi tetep aja jadi kebiasaan! 1 hal yang dipikirkan di otak yaitu olahraga dan menikmati pagi atau sembari menyelam minum air kelapa muda...yaaahh, begitulah kebodohan-kebodohan manusia, sadar kalau itu buruk tapi tetep aja dilakukan
0 komentar:
Posting Komentar