sewaktu
kecil, yang namanya pilihan adalah hal yang tidak begitu penting atau masa
bodoh karena masih berpikiran bahwa pilihan akan menyelamatkan atau mendapatkan
sesuatu untuk hari ini bukan besok. berpikir lebih bukan berarti dia (anak
kecil) selalu bertujuan untuk jarak pandang yang jauh, kita berbicara mengenai
anak kecil bukan orang yang berumur kecil. pilihan selalu ada banyak tentang
ini itu dan sebagainya namun kita tak bisa mengambil semua pilihan karena
serakus-rakusnya manusia dengan sejuta pilihannya hanya mempunyai 1 atau 2
kesempatan mengambil keputusan atau pilihan tersebut. ada yang beruntung
mendapat pilihan lebih namnun tak berhasil ada yang hanya mendapat 1 pilihan
namun sempurna. kegagalan memilih semata-mata bukan karena usaha atau kemampuan
jika dinilai dari usaha dan kemampuan semua tergantung pribadi masing-masing.
sebuah pilihan yang didampingi usaha dan kemampuan yang mumpuni lebih terlihat
kemenangannya tapi bukan berarti pasti berhasil, masih ada Tuhan yang
menentukan. pilihan yang baik, usaha yang gigih, doa dan ikhtiar adalah kunci
paling utama, sesuatu yang baik pasti dipermudah bahkan lebih mudah membalikan
telapak tangan jika ada usaha, doa dan ikhtiar. memilih 1 dari 2 pilihan itu
bukan hal yang mudah, apalagi itu adalah sesuatu yang bersifat final atau
menentukan apa yang akan terjadi kedepannya. berpikir saja tidak cukup untuk
hal semacam ini! suatu pilihan yang bersifat final itu membutuhkan pemikiran
dan tindakan yang tidak mudah jika diukur waktu mungkin membutuhkan waktu lama
untuk memilih tapi jika kita mempunyai sedikit waktu? hanya doa yang bisa
mendampingi.
ketika
seseorang mengesampikan sebuah prinsip hanya untuk sebuah pilihan maka dari
situlah dia bisa dinilai apakah dia benar-benar orang yang bisa memilih, orang
yang sudah dewasa dan orang yang sudah mempunyai kemapanan hati. prinsip adalah
hal yang menggambarkan sifat, karakter dan baik buruknya orang, jika seseorang
berbicara tentang prinsip yang jujur bukan untuk tujuan sementara yang
merugikan. ada orang yang memanfaatkan keadaan dengan mengandalkan prinsip dan
ada orang yang yang berkorban demi prinsip. letak kedewasaan orang bisa dinilai
melalui prinsip yang terucap dari hati yang paling dalam (menurut saya begitu)
ketika sebuah pilihan memudarkan prinsip apa itu buruk? belum tentu, semua
tergantung tujuan dan manfaat jika bersangkutan dengan ego mungkin orang lain
akan bilang bahwa itu buruk tapi jika ego untuk mendapatkan sesuatu yang lebih
baik? tak taulah, pendapat orang pasti berbeda-beda. baik buruk selalu ada
sebab dan akibat, sebuah alasan untuk memilih antara pilihan 1 dan pilihan 2
akan lebih mudah jika kedua-duanya adalah pilihan yang baik, tak merugikan dan
tidak bersifat memanfaatkan walapun itu pilihan final! itulah yang disebut
hidup penuh dengan kemudahan tapi jika pilihan itu berakibat dengan kelanjutan
hidup, apakah itu bisa dibilang mudah? pastilah! karena itu tak merugikan
banyak pihak. kejelian menilai sebuah pilihan adalah modal utama, baik dan
buruk itu amat sangat kelihatan jadi apa yang kita tunggu segeralah mengambil
keputusan dan tentunya keputusan yang dewasa. keputusan yang dewasa adalah
keputusan yang cerdas, tepat, tak membutuhkan waktu yang banyak dan tentunya
tak merugikan (mungkin), setiap keputusan mungkin ada yang harus dikorbankan
dan itu amat sangat tidak menyenangkan. Apapun itu yang dikorbankan pastinya
merasa kehilangan entah mengorbankan diri sendiri, materi apalagi korban
perasaan. Berusaha mendewasakan diri saja! Karena memang itu sangat diperlukan
supaya kita lebih hebat menghadapi segala pilihan rumit yang disajikan
Ada
pilihan dimana kita akan menentukan nasib kita dan orang lain maka disinilah
kedewasaan kita diuji. Mengorbankan tujuan untuk diri sendiri yang berpengaruh
pada orang lain itu lebih berat dari berjalan 40km dengan orang bermuka ganda,
contoh yang sering dialami kaum remaja ketika merasakan kegalauan memilih
pasangan. Sebagai orang yang memilih mungkin lebih beruntung karena dia punya
pilihan walaupun itu berat (dri pada ga ada pilihan) tapi lihat orang yg
menjadi pilihan dia hanya bisa berdoa semoga mendapat yang terbaik untuk
dirinya mungkin dia berontak supaya tidak ada pilihan (mungkin). Korban
perasaan memang berat tapi mau nggak mau harus dilakukan jangan hanya diam dan
memberi pengharapan yang nggak jelas. Manusia berprinsip pasti memberi
keputusan, tidak berdiam diri dan membiarkan semua menggapung mengikuti alur
sungai yang sudah pasti mencari titik rendah. Tak ada air yang mengalir melawan
arus dan tak ada air yang mengalir ke atas. Kodrat air tetap mencari tempat
rendah karena air bergantung pada gravitasi. Manusia bisa apa mengenai hal
ini?? Manusia hanya memanfaatkan.
Prinsip
hidup adalah pendamping untuk pedoman (agama) dan jika keduanya tak bisa
menyatu maka hidup tak ada gunanya. Prinsip yang memilih dan pedoman yang
membimbing memberi jalan serta memberi peraturan. Taat pada peraturan itu baik
sekali, apalagi agama! Munafiknya manusia masih berkata bahwa "peraturan
dibuat untuk dilanggar" Semua agama mengajarkan hal yang baik. lihat mereka yang hidup tanpa prinsip!
Hidupnya tidak akan berkembang hidupnya datar seperti kapal tanpa nahkoda.
Ironis jika hidup hanya menggantung tanpa pilihan. Jika hari ini diharuskan
menentukan pilihan maka segera tentukan, semua pilihan memang harus berkorban
apapun itu! Perasaan untuk berkorban?? Kenapa enggak? Kejelasan lebih penting!
Jangan plin-plan! Plin-plan itu lebih parah dengan tolol.
"ngomong
doang semua orang juga bisa, do it-nya yang susah"
Hanya
orang yang kekurangan perhatian yang ngomong seperti itu, sebodoh-bodohnya
manusia tetap masih bisa berpikir. Menentukan pilihan memang susah tapi
hukumnya wajib, ada sebab ada akibat. Akibat dari salah memilihpun juga ada
sakitnya. Kecerobohan, ego, kekanak-kanakan dan tanpa pikir panjang! Itu yang
membuat manusia cenderung mengedepankan pilihan sesaat tanpa melihat akibat.
Menyesal?? Menangis?? Minta maaf?? Berdoa?? Semua belum tentu selesai. Kalaupun
itu semua berakhir tetap saja masih ada bekasnya, serapi-rapinya manusia memperbaiki
kesalahan dan selama manusia masih bisa berpikir semua tetap ada sejarahnya.
Apa? Siapa? Kenapa? Bagaimana? Berpikir lebih jauh kedepan dengan prinsip yang
lebih matang serta tujuan yang baik..berdoa dan ikhtiar supaya tidak jatuh
dilubang yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar