Riung Ruang Raung
Hey, kalian sadar nggak! Kalau 4 kitab suci yaitu Taurot,
Zabur, Injil dan Al Qur'an itu didapat oleh para nabi di pegunungan? Seketika
otak berpikir keras (kemana aja men! Dari dulu ngapain aje pak) benarkan itu
semua?? sang nabi mendapat wahyu tersebut dari sebuah perenungan di daratan
tinggi yang bisa dikatakan gunung. Nah, yang jadi pertanyaan dari perbincangan
tersebut ada apa di atas gunung? Mungkin ini sebuah pertanyaan yang mempunyai
penjabaran jawaban yang banyak karena apa? Karena ketika setiap orang yang
ingin menggapai puncak tertinggi yang sadar atau tidak sadar mengenai hal ini
pasti mempunyai tujuan masing-masing, kita pribadi nggak bisa menghakimi maksud
dan tujuan mereka yang jelas ketika kita menganggap setiap tujuan semua umat
kenapa mereka kepuncak pasti ada alasan yang kadang membuat kita berpikir
ribuan kali.
|
“ Ada apa dengan puncak gunung?” |
Jangan bertanya pada seorang penakluk mengenai hal semacam
ini, karena seorang penakluk tidak akan peduli ketika pertanyaan berbau
spiritual ditanyakan kepadanya kecuali dia mendapat hidayah. Suatu hari dalam
sebuah trip gunung timbul sebuah pertanyaan yang membuat hati bergetar. Raung,
raung adalah sebuah gunung spesial di indonesia dengan bentuk dan karena itu raung menjadisalah 1 tujuan
para pecinta ketinggian yang jelas
gunung ini anti mainstream. Lantas yang membuat orang
bertanya-tanyatentang puncak itu apa?? hanya mengenai sebuah kalimat tanya yang
sengaja di sanggah sehingga membuat pendengar mulai berpikir berkali-kali
tentang arti sebuah puncak. Jika mengenai puncak mungkin terlihat biasa saja
karena setiap orang yang benar-benar mencintai hobby semacam ini pastinya
pernah menggapai 10 puncak yang berbeda tapi jika di kaitkan dengan sejarah
turunnya wahyu kitab suci yaitu Taurot, Zabur, Injil dan Al Qur'an apa itu
tidak menimbulkan sebuah pertanyaan?? Coba kita lebih kritis mengenai hal ini
mungkin saja kalian akan berpikiran hal yang sama dengan saya bahwa puncak
adalah tempat yang tidak hanya indah namun juga istimewa, apa itu benar?? Dengan
adanya pembicaraan ini saya mulai berpikir bahwa puncak bukan hanya indah namun
istimewa dan hanya kalimat itu yang bisa saya simpulkan sampai sekarang.
Tentang Raung
Gunung raung yang menjadi dambaan para pendaki karena
keistimewaannya (pada dasarnya setiap gunung punya ciri khas sendiri). Gunung yang
mempunyai ketinggian 3344 mdpl ini terletak dalam tiga kabupaten di
wilayah Besuki, Jawa Timur,
yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember
selain itu raung adalah salah satu gunung yang mempunyai kaldera terbesar di Indonesia,
Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk
Gigi, dan, yang tertinggi, Puncak Sejati (3.344 m). Gunung ini membutuhkan
beberapa skill tersendiri dari gunung-gunung lain di Indonesia seperti
manajemen air, tali-temali dan teknik panjat tebing. Raung ibarat strata 2 pada
pendidikan dan jika raung menjadi S2-nya para pendaki maka S3-nya adalah puncak
cartenz sementara itu yang disebut S1 adalah seperti semeru, kerinci, argopuro,
rinjani dan lain-lain. Uniknya gunung ini tidak serta merta karena medan saja namun
sejarah dan peninggalannya yang begitu menarik jika dibahas antara lain alasan
kenapa bernama raung, napak tilas gunung raung dan beberapa mitos seperti macan
putih dan lain-lain.
Pendakian Gunung Raung
Mengenai perijinan untuk
mendaki gunung ini ada 3 rangkap perijinan resmi yang harus ditanda tangani
oleh pihak yang berwajib semacam pengelola, perhutani, kecamatan dan kepolisian
selain itu apabila pendakian tersebut adalah untuk pertama kalinya maka di
anjurkan memakai jasa guide, karena apa? Yaah, karena memang exploring gunung
lebih safety dengan orang yang mengenali medan, situasi dan kondisi. Raung
terdapat 9 camp pendakian dan rata-rata setiap camp berjarak 45 menit sampai 1
jam kecuali pos 1 ke pos 2 durasi yang di tempuh lumayan lama bisa sampai 2,5
jam. Di anjurkan untuk para pendaki menggunakan ojek sampai pos 1 untuk
mempersingkat waktu. Untuk penggunaan air maksimal seorang pendaki membawa 7-9
liter untuk kategori boros air (bisa di kalkulasi untuk yang irit air) dan
gunakan teknik penanaman air yang biasa dilakukan pada camp 3 atau camp 4 untuk
mengurangi beban. Waktu yang biasa ditempuh biasanya hanya 4 hari 3 malam itu
termasuk santai selain itu space waktu untuk istirahat lebih maksimal. Camp
pertama biasa dilakukan di camp 3 atau camp 4, camp malam kedua di camp 7
(prepare for summit attack) sedangkan malam ketiga tergantung fisik pendaki
biasanya ada yang tetap di camp 7 atau turun ke camp 3. Mengenai summit attack
waktu yang ideal adalah pukul 3 pagi dari camp 7 dengan jarak tempuh 2 jam
sampai camp 9 dari camp 9 ke puncak bendera hanya 10 menit. Mengenai sunrise
biasanya di puncak bendera selebihnya tergantung mental para pendaki. Dari
puncak bendera kita akan di suguhkan kemegahan medan summit attack gunung raung
yang amazing. Selepas camp 9 batas vegetasi mulai terlihat dengan track pasir
dan bebatuan. Dari puncak bendera berjalan menurun menyusuri ujung tebing
menuju di bawah tepat pauncak 17 dan dari situlah penggunaan safety mulai
dipersiapkan. Disinilah pentingnya penggunaan jasa guide karena rute summit
attack tidak begitu jelas (medan tanah dan bebatuan) ada beberapa berita
seperti jatuh kejurang karena minim pemahaman rute, sangat disayangkan jika
nyawa kita melayang karena kebodohan kita sendiri. Dari puncak 17 dilanjutkan
dengan menuruni bukit yang tidak begitu tinggi namun diapit dua jurang yang tak
terhitung dalamnya yang pasti jika kita jatuh pasti akan die, setelah menuruni
puncak 17 dilanjutkan dengan perjalanan Shirathal Mustaqim dari nama tersebut
bisa di artikan bagaimana medan tersebut, medan masih berupa kanan kiri jurang
yang tak terhitung kedalamannya namun indah di pelupuk mata. Dari Shirathal
Mustaqim berjumpalah kita pada turun curam kurang lebih 8 meter yang harus
dituruni menggunakan pengaman dilanjutkan dengan meniti tebing ke arah kanan
kemudian turunan biasa dan kemudian sampailah kita ke jalur arah puncak tusuk
gigi yang begitu nanjak berupa bebatuan yang sangat rawan longsor. Puncak tusuk
gigi bisa ditempuh kurang lebih setengah jam lebih, dari tusuk gigi kembali
kita berjalan memanjat namun tanpa safety ke arah kanan puncak tusuk gigi dan
kemudian sampailah di puncak utama gunung raung yaitu Puncak Sejati. Dari puncak
sejati kita akan disuguhkan keindahan kaldera Rung yang begitu besar dengan
kepulan asap tipis di atasnya.
Intisari pendakian Gunung Raung
Setiap perjalanan pasti mempunyai beberapa kesimpulan tak
kadang kesimpulan itu sesuatu yang baru, sesuatu yang langka dan mungkin
sesuatu yang akan di ingat seumur hidup kita sebagai aktor utama di kehidupan
yang kita jalani. Gunung raung mengajarkan tentang pentingnya mawas diri,
disiplin, pengetahuan dan yang penting persaudaraan. Ada banyak sekali
pembicaraan tentang huru-hara yang kami bicarakan selama pendakian entah
tentang hal yang serius, privesi dan bahkan kelonyolan. Seperti paragraf
pertama, disini kita membicarakan tentang puncak gunung, Ada apa dengan puncak
gunung? Kenapa banyak orang yang berbondong-bondong menapakan kaki kesana
merelakan waktu dan materi hanya untuk jalan kaki menaiki bukit, menuruni
lembah, menahan lapar, menahan dingin dan bahkan mengorbankan nyawa, apa adakah
yang bisa memberi jawaban yang bisa dianggap benar dan mulia secara umum?? Apa
hanya ego semata demi citra kehidupan di sosial media?? Atau menghamburkan
materi yang berlimpah?? Tidak pernah ada jawaban yang di anggap benar / konkrit
mengenai hal ini hanya saja pendakian kali ini timbul sebuah teka-teki tentang
sebuah sanggahan pertanyaan tersebut (bukan jawaban tapi sanggahan yang
menimbulkan pertanyaan lagi dan hanya mampu dijawab secara pribadi
masing-masing dengan pemikiran jernih serta sumber ilmu yang benar). Begitu
istimewanya sebuah puncak hingga 4 tuntunan manusia di turunkan yang maha kuasa
di tempat yang cenderung tinggi (puncak). Kebetulan?? Apapun yang kalian
katakan jika itu tentang kebetulan maka kalian salah, tidak ada satupun di
dunia ini yang kebetulan semua ada garisnya hanya saja kita sendiri yang
menentukan.